ENTER-SLIDE-1-TITLE-HERE

ENTER-SLIDE-2-TITLE-HERE

ENTER-SLIDE-3-TITLE-HERE

ENTER-SLIDE-4-TITLE-HERE

Minggu, 24 Februari 2013

Posted by Unknown On 00.13


Jumat, 22 Februari 2013

Posted by Unknown On 18.56


Kamis, 21 Februari 2013

Posted by Unknown On 15.15


Kamis, 07 Februari 2013

Posted by Unknown On 05.02
Posted by Unknown On 04.43

Yang terhormat Bapak Kepala sekolah, staf tata usaha dan dewan guru yang saya hormati pula, serta teman-teman sekalian yang saya cintai. Om swastiastu. Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat beliaulah kita dapat berkumpul dalam acara yang luar biasa ini.
              Hadirin sekalian, baru-baru ini kita sering mendengar kasus tawuran antar pelajar, yang dimana sudah banyak jatuh korban. Kasus-kasus seperti inilah yang menyebabkan sumber daya manusia di Indonesia tidak pernah berkembang, bahkan mengalami kemunduran. Padahal kasus tawuran ini sering terjadi hanya karena masalah sepele yang dibesar-besarkan, dan juga akibat kurangnya pengawasan dari pihak guru di sekolah, maupun dari pihak orang tua yang terlalu membebaskan anaknya bergaul.
              Selain pengawasan oleh orang tua, sebaiknya sejak dini, anak-anak sudah harus diperkebal dengan ajaran agama, sehingga mereka sudah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Di agama hindu mengenal adanya Tat Twam Asi, yang artinya aku adalah kamu, dan kamu adalah aku. Ini berarti jika kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan, misalnya, jika kita tahu bahwa dipukul itu sakit, maka sama halnya dengan orang yang kita pukul, maka kita janganlah memukul orang lain.
              Pihak yang berwajib juga mempunyai peranan penting dalam menekan kasus tawuran, karena dilihat dari hukuman yang berlaku, masih belum membuat para pelaku tawuran tersebut jera. Sebaiknya para pelaku tawuran dihukum sampai jera agar mereka tidak tawuran lagi.
              Hadirin sekalian, demikianlah tadi pidato saya tentang tawuran, semoga apa yang saya katakan tadi dapat bermanfaat bagi teman-teman semua agar kabupaten Jembrana ini bebas tawuran. Akhir kata saya meminta maaf jika ada kesalahan jika ada kata yang tidak berkenan. Saya tutup dengan Parama Santi, Om Santih Santih Santih Om